Selasa, 30 Maret 2010

METODE PEMBELAJARAN

TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode ceramah dan mendemontrasikan penggunaan metode ceramah dengan tepat dan benar
2. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode tanya jawab dan mendemontrasikan penggunaan metode tanya jawab dengan tepat dan benar
3. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode demontrasi dan mendemontrasikan penggunaan metode demonstrasi dengan tepat dan benar
4. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode pemecahan masalah dan mendemontrasikan penggunaan metode pemecahan masalah dengan tepat dan benar
5. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode diskusi dan mendemontrasikan penggunaan metode diskusi dengan tepat dan benar
6. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode simulasi dan mendemontrasikan penggunaan metode simulasi dengan tepat dan benar

Metode Pembelajaran adalah cara menjelaskan suatu pokok bahasan (tema/pokoh masalah) sebagai bagian dari isi/materi pengajaran dalam upaya mencapai sasaran & tujuan pengajaran
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demontrasi
4. Metode pemecahan masalah
5. Diskusi
6. Simulasi

1. METODE CERAMAH
a. Pengertian
Adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pemberi materi ke penerima materi.
Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pemberi materi dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pemberi materi dengan penerima materi ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.
b. Tujuan
a) Menyampaikan informasi
b) Membangkitkan hasrat, minat, motifasi
c) Memperjelas materi penyuluhan
c. Manfaat
a) Jumlah peserta cukup besar
b) Waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
c) Sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
d. Kelemahan metode ceramah
a) Peserta pasif : kegiatan penyuluhan berpusat pada pemberi materi sehingga mengurangi daya aktifitas & kreatifitas peserta
b) Mudah menimbulkan salah tafsir : salah paham pada istilah tertentu tanpa mengetahui artinya
c) Melemahkan perhatian dan membosankan peserta apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
d) Pemberi penyuluhan tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan
e. Langkah-langkah penggunaan
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi misalnya metode Tanya jawab & diskusi sebagai variasi
a) Persiapan
1. Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK)
2. Menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan khusus yang sudah ditetapkan
3. Merumuskan materi ceramah secara garis besar
4. Bila materi ceramah terlalu luas dapat dibagi beberapa penggalan
5. Disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap peserta
b) Pelaksanaan
1. Menjelaskan kepada peserta tujuan instruksional khusus (TIK) yang ingin dicapai sesudah pembelajaran berakhir
2. Menjelaskan kepada peserta pelaksanaan metode ceramah bervariasi :ceramah yang disertai Tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas
3. Membagikan materi ceramah kepada peserta
4. Menyajikan materi ceramah
5. Tanya jawab & diskusi
6. Diskusi kelompok berakhir

2. METODE TANYA JAWAB
a. Pengertian
Suatu cara untuk menyajikan bahan materi dalam bentuk pertanyaan dari pemberi materi yang harus dijawab oleh peserta baik secara lisan ataupun tulisan.
Pertanyaan yang di ajukan mengenai isi materi yang sedang diberikan atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan materi atau pengalaman yang dihayati.melaui Tanya jawab akan memperluas dan memperdalam materi tersebut.
b. Tujuan
a) Mengetahui penguasaan bahan materi melalui ingatan & pengungkapan perasaan serta sikap peserta tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca.
b) Mengetahui jalan berfikir peserta secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berfikir peserta tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu masalah)
c) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian materi yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan & mengikutsertakan materi sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
d) Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabanya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian peserta pada materi dan mengembangkan kemampuannya untuk mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya.
e) Membiasakan peserta mengenal bentuk & jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
c. Manfaat
a) Pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motifasi peserta, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru
b) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat mengungkapkan kembali dapat memperkuat ingatan antara pertanyaan dan jawaban
c) Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus difikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara berfikir logis & sistematis.
d) Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau yang dikemukakan diperoleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh pemberi materi, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam ingatan peserta.
e) Jawaban yang salah dapat segera dikoreksi
f) Pertanyaan akan merangsang peserta berfikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
g) Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa berfikir secara ilmiah
h) Pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu materi yang dapat membantu peserta mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan di ingat.
i) Pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang.
j) Peserta menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh pemberi materi.
k) Peserta juga diajak berani bertanya untuk kepentingan belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu peserta belajar mengemukakan pertanyaan yang layak da menghargai pertanyaan orang lain.
l) Pertanyaan-pertanyaan oleh pemberi materi atau peserta dapat menimbulkan suasana ruangan hidup dan gembira.
m) Peserta memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
n) Dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan umpan balik bagi pemberi materi mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat pesertaserta hasil proses belajar.
d. Langkah-langkah penggunaan
a) Persiapan
1. Menentukan topic
2. Merumuskan TIK
3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TIK
b) Pelaksanaan
1. Menjelaskan kepada peserta tujuan instruksional khusus
2. Mengkomunikasikan penggunaaan metode Tanya jawab (peserta tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan dari pemberi materi & peserta lain )
3. Pemberi materi memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
4. Pemberi materi mengajukan pertanyaan keseluruh peserta
5. Pemberi materi waktu yang cukup untuk memikirkan jawabanya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
6. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang dan bukan dalam suasana tegang dan penuh persaingan yang tidak sehat diantara para peserta.
7. Pertanyaan dapat ditujukan kepada seorang peserta atau seluruh peserta, pemberi materi perlu menggugah peserta yang pemalu atau pendiam, sedangkan peserta yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain.
8. Pemberi materi mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja.
9. Pertanyaan ada beberapa macam yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan sikap,serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
e. Beberapa cara mengajukan pertanyaan
1. Gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup
2. Gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat.
3. Dengarkan baik-baik jawaban peserta
4. Sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan peserta dan mengarahkannya kembali
5. Jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana
6. Mulailah dari apa yang sudah diketahui peserta
7. Akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemungkinan mendapatkan jawaban
8. Angkat tangan dari seorang, tiap kali untuk mendapatkan jawaban
9. Berikan kesempatan tiap orang untuk menjawab pada waktu tertentu.
10. Waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang tolol dan usahakan untuk meredamnya.
11. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah mengerti
12. Jagalah agar pertanyaan itu singkat

3. METODE DEMONTRASI
a. Pengertian
Adalah cara penyajian materi melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertentu dll.
b. Tujuan
a) Untuk memperjelas cara kerja sesuatu atau perilaku tertentu
b) Untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu
c. Manfaat
a) Peserta memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik)
b) Peserta memperoleh kejelasan contoh prilaku tertentu (menanamkan aspek afektif)
c) Peserta memperoleh kejelasan mengenai pengertian atau konsep
d. Langkah penggunaan
a) Persiapan
1. Merumuskan TIK
2. Menyiapkan alat yang akan diperagakan
3. Menyiapkan/merancang pola interaksi dalam kegiatan belajar.
b) Pelaksanaan
1. Mengemukakan materi secara singkat
2. Menjelaskan proses dan langkah-langkah penggunaan metode ini
3. Menjelaskan prilaku tertentu yang akan diperagakan
4. Peserta melakukan kegiatan peragaan
5. Pemberi materi dan peserta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan peragaan
6. Pengambilan kesimpulan
Catatan : bila mana peragaan mengenai cara kerja sesuatu alat, maka perlu disiapkan alat yang dimaksut.

4. METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH)
a. Pengertian
Suatu metode atau cara penyajian dengan cara peserta dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual maupun kelompok.
Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar & tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternative yang berguna saja.
Metode ini baik untuk melatih kesanggupan peserta dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan secara rasional.
b. Tujuan
a) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah secara rasional
b) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama.
c) Mencari pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri
c. Manfaat
a) Mengembangkan kemampuan peserta dalam memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional.
b) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis dan analitis.
c) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat.
d) Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi peserta.
d. Langkah penggunaan
a) Persiapan
1. Menentukan permasalahan sebagai topic.topik ini dapat ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya.
2. Merumuskan TIK
3. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
4. Menentukan criteria pemilihan pemecahan masalah yang terbaik
b) Pelaksanaan
1. Menjelaskan TIK
2. Menjelaskan pemecahan masalah
3. Merumuskan permasalahan
4. Menelaah permasalahan
5. Membuat dan merumuskan hipotesa
6. Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis
7. Membuktikan hipotesis
8. Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan

5. METODE DISKUSI
a. Pengertian
Suatu penyajian dengan cara peserta membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topic atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas & teliti tentang topic/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama
b. Tujuan
Agar peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
c. Manfaat
1. Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan peserta yang demokratis
2. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berfikir kritis,analitis dan logis.
3. Menumpuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa social
4. Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
d. Langkah penggunaan
a) Persiapan
1. Menentukan topic yang akan didiskusikan
2. Merumuskan TIK
3. Merumuskan masalah yang akan didiskusikan
4. Menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi
b) Pelaksanaan
1. Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekertaris, anggota)
2. Menjelaskan TIK
3. Membagi tugas dan memberikan pengarahan diskusi
4. Memberikan rangsangan dan membantu peserta untuk berpartisipasi
5. Mencatat ide dan saran-saran penting
6. Kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar kelompok
7. Hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada fasilitaor atau pimpinan diskusi dalam bentuk tertulis

6. METODE SIMULASI
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah.simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakekat suatu prinsip atau ketrampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya).
Dengan simulasi memungkinkan peserta mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
b. Tujuan
a) Melatih ketrampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun ketrampilan dalam hidup sehari-hari.
b) Memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip.
c) Latihan memecahkan masalah
c. Manfaat
a) Meningkatkan aktifitas belajar peserta dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya
b) Memberikan motifasi untuk bekerjasama dalam kelompok
c) Menimbulkan dan memupuk daya imajinasi
d) Melatih peserta untuk memahami dan menghargai pendapat, peran orang lain.
Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sbb:
a) Tiap peserta atau kelompok peserta memperoleh kesempatan yang sama untuk melakukan simulasi
b) Tiap peserta terlibat langsung dalam peranannya masing-masing
c) Simulasi dimaksutkan untuk latihan ketrampilan agar dapat menghadapi kenyataan lebih baik
d) Disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau garis besar
e) Dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara lengkap tentang situasi,, proses yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan sesungguhnya
d. Langkah penggunaan
a) Persiapan
1. Menentukan topic
2. Merumuskan TIK
3. Merumuskan petunjuk simulasi
b) Pelaksanaan
1. Menentukan topic & tujuan simulasi, akan lebih baik bila diadakan bersama peserta
2. Menguraikan secara garis besar simulasi yang akan di simulasikan
3. Menjelaskan peranan yang akan di simulasikan dan proses simulasi
4. Pemilihan para pelaku atau pemeran
5. Memberi kesempatan bertanya
6. Pelaksanaan simulasi
7. Evaluasi sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan
8. Latihan ulang


TUHAN AKAN MENINGGIKAN BEBERAPA DERAJAT BAGI ORANG YANG BERILMU
Semoga Bermanfaat

MEDIA PEMBELAJARAN

TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode ceramah dan mendemontrasikan penggunaan metode ceramah dengan tepat dan benar
2. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode tanya jawab dan mendemontrasikan penggunaan metode tanya jawab dengan tepat dan benar
3. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode demontrasi dan mendemontrasikan penggunaan metode demonstrasi dengan tepat dan benar
4. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode pemecahan masalah dan mendemontrasikan penggunaan metode pemecahan masalah dengan tepat dan benar
5. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode diskusi dan mendemontrasikan penggunaan metode diskusi dengan tepat dan benar
6. Menjelaskan pengertian, tujuan , manfaat metode simulasi dan mendemontrasikan penggunaan metode simulasi dengan tepat dan benar


Penggunaan media Ialah pengunaan dan pemanfaatan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Tujuan :
1. Untuk mempermudah pemberi penyuluhan menyampaikan materi
2. Untuk mempermudah peserta dalam memahami materi dan meningkatkan motifasi peserta untuk belajar

Pemilihan media yang baik
1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran
2. Dukungan terhadap isi materi pelajaran
3. Kemudahan memperoleh media
4. Keterampilan pemberi penyuluhan
5. Sesuai dengan taraf berfikir peserta

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media
1. Media yang digunakan hendaknya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Hendaknya menguasai/mengenal dengan baik media yang akan digunakan
3. Alat bantu yang digunakan hendaknya dipilih secara obyektif, tidak didasarkan atas selera atau kesenangan pribadi pemberi materi.
4. Tidak ada alat bantu yang paling baik untuk semua tujuan, karena tergantung situasi kondisi dan ada keuntungan kerugian dari masing-masing media.

Jenis Media berupa:
1. Alat audio (alat dengar): radio dan tape rekorder
2. Alat visual (alat pandang) : gambar, kartu kata/flash cart, buku teks, foto, gambar atau lukisan, cetakan.
3. Alat audiovisual (alat dengar pandang) : televisi & computer.

1. Media audio
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata (Setyosari dan Sihkabuden, 2005: 148; Yudhi Munadi, 2008)
Jenis-jenis Media Audio:
1. Radio
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara.

Kelebihan dari penggunaan radio
a. berita langsung dan up to date
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan memperkaya pengalaman
c. realistik dan otentik
d. mempengaruhi emosi dan mengembangkan imajinasi
e. murah dan bersifat mobil.

keterbatasan penggunaannya adalah:
a. merupakan komunikasi satu arah
b. menuntut pemusatan perhatian
c. terikat oleh jadwal pemancar dan jadwal siaran
d. tidak dapat diulang dengar
e. hanya dapat didegar saja ( Setyosari dan Sihkabuden 2005).

2. Audio Cassete Tape Recorder (ATR)
Dibandingkan dengan media dengar yang lain, maka media kaset memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. Memiliki fungsi ganda yang efektif.
Alat ini dapat digunakan untuk merekam, menampilkan kembali (play back) dan menghapusnya. Semuanya dapat dilakukan melalui satu alat tersebut.
b. Cepat dan praktis
Play-Back dapat segera dilakukan begitu selesai rekaman pada mesin yang sama. Kelebihan ini tidak dimiliki oleh piringan hitam.
c. Dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
Bahkan dapat dihentikan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Misalnya diselingi diskusi, tanya jawab dan kemudian mendengarkan kaset kembali.
d. Dapat digunakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan atau dengan kata lain jadual dapat diatur sendiri oleh pemakai.
e. Mudah diperbanyak/direproduksi
Untuk memperbanyak rekaman kaset yang sama kualitasnya dengan kaset aslinya tidak memerlukan waktu yang lama, bahkan lebih cepat dari pada waktu yang digunakan untuk merekam.
f. Mudah menggunakannya
Karena tidak memerlukan keterampilan teknis yang rumit, maka murid maupun guru, di sekolah maupun di rumah dapat membuat rekaman sendiri, cukup dengan sedikit mempelajari petunjuk-petunjuk praktis.


Keterbatasan media kaset suara
Beberapa keterbatasan media kaset suara antara lain ialah:
a. Rekaman hanya memberikan “konsumsi suara” saja. Dewasa ini telah ada alat perekam suara dan rupa sekaligus pada suatu mesin yang disebut Video Cassete Recorder. (2) Komunikasi hanya satu arah
Pendengar tidak dapat berdialog langsung dengan suara yang dikeluarkan oleh pita rekaman.
b. Pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas.
Sebagai alat penyimpan data suara, rekaman kaset memiliki umur tertentu.
c. Tidak memiliki jangkauan yang luas
Sejauh mana jangkauan dari media kaset suara tergantung dari berapa banyak kaset tersebut direproduksi dan digunakan oleh para pemakainya.

2. Media visual
Ialah semua alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bisa dinikmati oleh panca indra mata.

Fungsi media fisual :
1. Fungsi atensi : menarik dan mengarahkan perhatian peserta untuk berkonsentrasi kepada isi materi yang berkaitan dengan materi pembelajaran
2. Fungsi afektif : tingkat kenikmatan peserta ketika belajar atau membaca teks yang bergambar dapat menggugah emosi atau sikap peserta.
3. Fungsi kognitif : lambang visual/gambar memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan terkandung dalam gambar
4. Fungsi kompensatoris : membantu peserta yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali

Penggunaan media visual
1. Gambar dan tulisan harus jelas dan terang sehingga dapat dibaca oleh peserta
2. Tidak boleh terlalu ramai sehingga informasi yang dimaksutkan dapat tertangkap jelas oleh peserta
3. Gunakan yang asli (master) untuk membuat tiap turunan/kopi/duplikat untuk menjaga kwalitas gambar

Bentuk media visual
1. Gambar chart/chart tunggal
Ialah sebuah lembaran kertas yang berisi informasi yang dituangkan dalam bentuk gambar dan tulisan,angka, table, diagram, grafik dan sebagainya yang berguna untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh pemberi materi di depan peserta.
2. Flipchart/chart berseri
Flipchart sama dengan chart perbedaannya pada Flipchart serangkaian beberapa lembar gambar merupakan satu komponen atau kesatuan informasi yang disajikan secara berurutan dengan cara ditumpuk/dibendel dan dijepit menjadi satu, informasi sebelumnya yang terdapat pada lembar-lembar chart dibawahnya tidak boleh dilihat oleh peserta, sehingga sebelum lembar pertama jelas baru di buka lembaran berikunya sehingga ada hubungan kesatuan dari lembar pertama ke lembar berikutnya
Ciri khas dari Flipchart : lembaran-lembaran chart adalah berurutan dimana satu bendel merupakan satu kesatuan yang utuh.

3. Media audiovisual
Televisi
Perkataan televisi berarti menyalurkan gambar melalui jarak jauh. Walaupun istilah televisi mengandung arti gambar yang disalurkan, namun di dalam istilah ini sudah terkandung pengertian gambar dan suara. Karena suara yang dikirimkan melalui jarak jauh sudah dikenal jauh sebelum lahirnya televisi, maka istilah televisi sendiri secara langsung diartikan orang “tele audio vision”.

Manfaat TV sebagai media pendidikan
Siaran-siaran TV pada umumnya selalu mengandung dua tujuan yaitu untuk pendidikan dan untuk hiburan. Tujuan siaran pendidikan ialah untuk mengerjakan sesuatu atau menginformasi-kan sesuatu yang dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap tertentu pada pirsawan. Sedangkan tujuan siaran hiburan ialah untuk menggembirakan hati para penonton atau memberi kesempatan sebagai pelarian dari persoalan-per-soalan sehari-hari untuk sementara waktu.
Sebenarnya siaran TV di negara kita sebagian terbesar berisi program siaran pendidikan dan kalau diisi siaran hiburan, itupun sebagian juga bertemakan atau membawakan pesan pendidikan juga. Dengan demikian TVRI kita bermanfaat secara maksimal sebagai media pendidikan masyarakat umum. Dan memang siaran TV yang baik ialah menyampaikan pesan yang bersifat mendidik dan sekaligus menghibur.

Keistimewaan TV sebagai media pendidikan
Beberapa kelebihan penggunaan TV sebagai media pendidikan antara lain ialah:
1. TV menyajikan suara dan rupa sekaligus serta daya jangkauan siarannya yang luas, sehingga sejumlah besar orang dalam wilayah tertentu dalam waktu yang sama mendapatkan pengalaman yang sama pula (keseragaman informasi).
2. Realistis dan langsung.
Peristiwa yang sedang terjadi pada saat itu dapat disiarkan
dan dapat dilihat oleh banyak orang tanpa melalui proses
rekaman dan editing seperti film.
3. TV merupakan “kendaraan yang berubah-ubah muatannya” Siarannya TV dapat memberikan bermacam-macam sajian mulai dari bentuk ceramah biasa sampai dengan teknik karya wisata, mulai dengan alat visual papan tulis, gambar, model-model sampai dengan pertunjukkan film.
4. TV dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik berupa rekaman video, film, ataupun drama.
5. TV dapat melatih guru, baik untuk pendidikan “pre service” maupun untuk “inservice training”.
6. TV dapat memperluas tinjauan kelas (bagi siswa-siswa sekolah) dan dapat membuat masyarakat mengerti tentang sekolah dan pendidikan pada umumnya.

Bentuk-bentuk siaran pendidikan melalui TV
Beberapa bentuk siaran pendidikan melalui TV antara lain:
1. Ceramah biasa
Seorang pendidik berceramah lewat layar TV tanpa bantuan alat visual lainnya. Agar tidak menjemukan penonton biasanya digunakan beberapa kamera untuk bergantian mengambil gambarnya.
2. Ceramah dengan bantuan alat visual lainnya.
Pengajar dapat menggunakan gambar-gambar bagan, papan tulis, bahkan dapat diselingi dengan hasil rekaman video.
3. Wawancara.
Wawancara ini terdiri atas orang yang mewawancarai dan diwawancarai. Yang diwawancarai bisa satu orang saja atau bisa juga terdiri dari beberapa orang.
4. Diskusi/diskusi panel.
Dalam siaran ini memperlihatkan beberapa orang yang sedang berdiskusi pada layar TV. Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan biasanya dalam bentuk diskusi yang pesertanya terbatas atau berbentuk diskusi panel yang pesertanya 3 atau 4 orang saja.
5. Sandiwara.
Sandiwara ini dapat dilakukan langsung, tetapi pada umumnya melalui rekaman terlebih dahulu.
6. Beberapa bentuk sajian lainnya seperti program cerdas cermat, ceritera boneka, ceritera bergambar, film, dan sebagainya.


Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka tuhan memudahkn bagi orang itu krn ilmu trsebut jalan menuju surga

SMOGA BERMANFAAT

Rabu, 10 Maret 2010

KONSEP DASAR ANTROPOLOGI KESEHATAN

TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu:
1. Menjelaskan manusia sebagai makluk holistic dengan tepat dan benar
2. Menjelaskan manusia sebagai system dengan tepat & benar
3. Menjelaskan pengertian lingkungan dengan tepat dan benar
4. Menyebutkan macam lingkungan dengan tepat dan benar
5. Menjelaskan hubungan lingkungan dengan kesehatan dengan tepat dan benar
6. Menjelaskan hubungan lingkungan dengan timbulnya penyakit dengan tepat dan benar
7. Menjelaskan pengertian sehat dengan tepat dan benar
8. Menyebutkan dan menjelaskan model sehat sakit dengan tepat dan benar
9. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keyakinan & tindakan sehat dengan tepat dan benar
10. Menjelaskan pengertian perawatan dengan tepat dan benar
11. Menjelasakan peran & fungsi perawat dengan tepat dan benar


1. KONSEP MANUSIA
A. Manusia sebagai makhluk holistic
Holistik berarti keseluruhan / utuh
model of the components of the holistic person :
a Biologic
Manusia merupakan suatu susunan system organ tubuh
Mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
Tidak terlepas dari hukum alam dilahirkan berkembang sampai mati
b Psikologik
Manusia mempunyai struktur kepribadian
Tingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaan
Mempunyai daya fikir dan kecerdasan
Mempunyai kebutuhan psikologi agar pribadi dapat berkembang
c Sosial
Manusia perlu hidup bersama orang lain dan saling kerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
Dipengaruhi oleh kebudayaan
Dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
Dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada
d Kultural
Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya
Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup sosial
Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan manusia hidup.
e Spiritual
Mempunyai keyakinan / mengaku adanya Tuhan
Memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religius yang dianutnya
Teori Holistik
Seluruh organisme hidup saling berinteraksi. Adanya gangguan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian yang lain. Jika mempelajari satu bagian dari manusia harus mempertimbangkan bagaimana bagian tersebut berhubungan dengan bagian yang lain.

B. Manusia sebagai system
Sistem terdiri dari :
a. Unsur – unsur { kompenen , elemen , sub system }
b. Batasan
c. Tujuan
a Manusia sebagai system terbuka
Manusia merupakan system terbuka, dimana manusia adalah mahluk yang dinamis, belajar mengembangkan diri, selalu berinteraksi dengan alam dan lingkungannya, serta saling mempengaruhi satu sehingga mengalami perkembangan bio psiko sosio dan spiritual. Tujuan utama manusia sebagai sebuah system terbuka adalah :
a) Manusia mampu pertahan hidup di dunia dan berusaha mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
b) Manusia dapat menempatkan diri di dalam lingkungannya dalam segala situasi dan bertahan untuk dapat tetap dalam keadaan sehat.
c) Derajat kesehatan ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menerima segala pengaruh baik dari dirinya (dalam) ataupun dari orang lain (luar)
Manusia sebagai system terbuka terdiri dari berbagai sub system yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total system
a) Komponen Biologik : anatomi tubuh
b) Komponen Psikologik : kejiwaan
c) Komponen Sosial : lingkungan
d) Komponen Kultural : nilai budaya
e) Komponen Spiritual : Kepercayaan agam
b Manusia sebagai system adaptif
Adaptasi adalah Proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan
Lingkungan : seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organisme
4 Tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi
a) Respon takut { mekanisme bertarung }
b) Respon inflamasi
c) Respon stress dan
d) Respon sensori
Roy { 1976 } Prilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh
Beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan
c Manusia sebagai system personal, interpersonal dan social
King { 1976 } : 3 dinamik system interaksi dalam konsep manusia
Individu
{ system personal } Keluarga
{ system interpersonal } Masyarakat
{ Sistem social }
Perawat harus mengerti tentang:
a. Self
b. Persepsi
c. Tumbuh kembang Perawat harus mengerti tentang:
a. Konsep interaksi
b. Konsep peran
c. Konsep komunikasi Perawat harus mengerti tentang:
a. Konsep organisasi
b. Konsep power
c. Otoritas
d. Pengambilan keputusan


2. KONSEP LINGKUNGAN
A. Pengertian Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya.
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.

B. Macam Lingkungan
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
1) Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2) Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus
b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
C. Hubungan Lingkungan Dengan Kesehatan
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
D. Hubungan Lingkungan Dengan Timbulnya Penyakit
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

3. KONSEP KESEHATAN
A. Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang po¬sitif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi ling¬kungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit




B. Model Sehat Sakit
a. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total”
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat.
Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.







Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga faktor resiko klien yang merupakan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu meliputi variabel genetik dan psikologis.
Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian pasangannya.
Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
b. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
Pada pendekatn model ini perawat melakukan intervensi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan
Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas


c. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan.








Agen :Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.  jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).
Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu.
Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit.
Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.
Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan
Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup.
Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.
Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.

d. Model Keyakinan-Kesehatan
Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:
Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadiny penyakit





























e. Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)
Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan.
Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).


















Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partsisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan Kesehatan
a. Faktor Internal
a) Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan tindakan. Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit..
b) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.
Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya.
c) Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melak¬sanakannya. Contoh, seseorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.
Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif yiatu tentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat keletihan, sesak na¬pas, atau nyeri), juga data objektif yang aktual (seperti, tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru). Informasi ini memungkinkan perawat me¬rencanakan dan mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil.
d) Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya.
Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawa-tirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidu¬pannya.
Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit.
Seorang individu yang tidak mampu mela¬kukan koping secara emosional terhadap ancaman penya¬kit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan. Con¬toh: seseorang dengan napas yang terengah-engah dan se¬ring batuk mungkin akan menyalahkan cuaca dingin jika ia secara emosional tidak dapat menerima kemungkinan menderita penyakit saluran pernapasan. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang risiko menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan. Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima secara emosional, sehingga mereka akan menga-kui gejala penyakit yang dialaminya dan mau mencari pengobatan yang tepat.
e) Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keya-kinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual. Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan tertentu, sehingga perawat hams memahami dimensi spiritual klien sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
b. Faktor Eksternal
a) Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.
Misalnya:
Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya anak tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa.
Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.
b) Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja.
Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya.
c) Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi.
Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan perilaku dan bahasa yang digunakan.


4. KEPERAWATAN
A. Pengertian
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.

Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.
B. Peran Perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

b. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
a) Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
b) Hak atas informasi tentang penyakitnya
c) Hak atas privacy
d) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e) Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.


c. Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.


e. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.

f. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

g. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

C. Fungsi Perawat
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.

b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
a) Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
b) Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
c) Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
d) Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
e) Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
f) Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
g) Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
h) Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
i) Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
j) Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
k) Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
l) Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).

“Alloh tidak akan membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya......”
(QS. Al- Baqoroh :286)

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini peserta didik mampu:
1. Menjelaskan kebutuhan dasar manusia menurut maslow dengan tepat dan benar
2. Menjelaskan karakteristik kebutuhan dasar manusia dengan tepat & benar
3. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dengan tepat dan benar

Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya

Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama tetapi adakalanya suatu kebutuhan lebih penting bagi seseorang dari pada kebutuhan lainnya begitu pula dengan bagaimana cara memenuhinya. Artinya betapapun arif dan bijaksanannya ataupun bagaimana kerasnya usaha perawat ia tidak mungkin pernah bisa menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh klien dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan pengetahuan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain sangat terbatas, namun demikian perawat dapat melakukan beberapa hal untuk dapat mengetahui kebutuhan klien, antara lain :
Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien
Berusaha mengerti maksud klien
Peka terhadap ekspresi non verbal klien
Mendorong klien mengekspresikan perasaannya
Berusaha mengenal dan menghargai klien.

Abraham Maslow { 1970 } mengembangkan teori KDM :
Hirarki kebutuhan manusia
Kebutuhan pada satu tingkat harus terpenuhi sebelum beralih ke tingkat berikutnya
5 Kategori kebutuhan dasar manusia menurut Maslow :
1. Kebutuhan fisiologis { Physiologic needs }
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan { safety and security needs }
3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki { love and belonging needs }
4. Kebutuhan harga diri { self-esteem needs }
5. Kebutuhan perwujudan diri { need for self actualization }

Kebutuhan Fisiologis
a. Oksigen dan pertukaran gas
b. Cairan
c. Makanan
d. Eliminasi
e. Istirahat dan tidur
f. Aktifitas
g. Keseimbangan temperatur tubuh
h. Sex
Kebutuhan rasa aman { aspek fisik dan psikologi }
a. Kebutuhan akan perlindungan dari udara, dingin, panas,cuaca jelek, kecelakaan, infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum
b. Bebas dari ketakutan, kecemasan
Kebutuhan rasa cinta, memiliki, dan dimiliki
a. Memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, ingin dicintai individu/kelompok
b. Mendapat tempat dalam keluarga dan kelompok social
Kebutuhan harga diri
a Perasaan tidak tergantung, kompeten, respek terhadap diri sendiri dan orang lain
b Dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Kebutuhan perwujudan diri/aktualisasi diri
a Dapat mengenal diri dengan baik tidak emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif, percaya diri dan sebagainya
b Kepuasan bekerja sesuai dengan potensi dan dilaksanakan dengan senang hati serta jika berhasil mendapat pengakuan orang lain.

Karakteristik kebutuhan dasar manusia :
1. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dimana setiap kebutuhan dimodifikasi sesuai dengan kultur.
2. Seseorang memenuhi kebutuhannya sesuai prioritas.
3. Walaupun kebutuhan umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda.
4. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menghasilkan ketidak-seimbangan hemeostatik yaitu sakit.
5. Kebutuhan dapat membuat seseorang berfikir dan bergerak untuk memenuhi rangsang internal dan eksternal.
6. Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan dapat berespon dengan berbagai cara.
7. Kebutuhan saling berkaitan beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan :
1. Penyakit
Berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan. Perawat dapat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan pada setiap saat.
2. Hubungan yang berarti Keluarga, support person
Perawat dapat membina hubungan yang berarti dengan pasien. Dapat membantu pasien menyadari kebutuhan mereka dan mengembangkan cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan.
3. Konsep diri
Mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dan juga kesadarannya apakah kebutuhan tepenuhi atau tidak. Orang yang merasa dirinya baik, mudah untuk berubah, mengenal kebutuhan dan mengembangkan cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan.
4. Tahap perkembangan
a. Erikson : jika individu dapat membina hubungan intimacy, maka kebutuhan cinta dan rasa memiliki terpenuhi.
b. Maslow : kebutuhan aktualisasi dirinya utuh mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Realistik, melihat kehidupan secara penuh dan objektif, tentang apa yang diobservasinya.
2. Cepat menyesuaikan diri dengan orang lain.
3. Mempunyai persepsi yang tinggi dan tegas.
4. Mempunyai dugaan yang benar terhadap sesuatu kebenaran dan kesalahan.
5. Sering / selalu akurat dalam memprediksi kejadaian yang akan datang.
6. Mengerti seni, musik, politik dan filosofi.
7. Rendah hati, mendengar orang lain dengan penuh perhatian.
8. Mempunyai dedikasi untuk bekerja sama, bertugas dari tempat kerja.
9. Berkreatifitas, fleksibel, spontan, berani dan sudi mengakui kesalahan.
10. Terbuka ide-ide baru.
11. Percaya diri dan menghargai diri.
12. Konfliks diri yang rendah, kepribadian yang interaksi.
13. Menghargai diri sendiri, tidak membutuhkan kemasyuran mempunyai perasaan kontrol terhadap diri sendiri.
14. Kemandirian tinggi, mempunyai hasrat privacy.
15. Dapat tampil, tidak mengecilkan diri, objektif dan tidak memihak.
16. Bersahabat, menyayangi dan lebih banyak menentukan dilingkungannya.
17. Dapat mengambil keputusan apabila ada pertentangan pendapat.
18. Berfokus pada masalah { problem centred } tidak berfokus pada pribadi.
19. Menerima dunianya apa adanya.